SAKRAMEN

Hanya ada empat sakramen:

1. Perjamuan Kudus

2. Pembaptisan

3. Pemberkatan Nikah
4. Penyerahan Anak (Pemberkatan Anak)

Orang yang telah meninggal dunia tidak pelu disakramenkan, karena semasa hidupnyalah seharusnya seseorang selalu dihubungkan dengan Tuhan bukan setelah meninggal dunia. Jika seseorang telah meninggal yang diperlukan hanya pertanggungjawaban akan perbuatan masa hidupnya. Tuhan lebih tahu dari seluruh mahkluk di bumi akan perbuatan seseorang, jadi tidak diperlukan lagi baik doa-doa, sakramen atau apapun namanya untuk memberangkatkan orang yang telah meninggal.

PERJAMUAN KUDUS


Matius 26:26-29
(26) Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku."
(27) Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini.
(28) Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.
(29) Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku."

Markus 14:22-25
Lukas 22:14-23
1 Korintus 11:23-26

PEMBAPTISAN


Matius 3:11-17
(11) Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
(12) Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
(13) Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya.
(14) Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"
(15) Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.
(16) Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,
(17) lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Ayat (17), pengakuan dari Tuhan bahwa kita adalah anak-anak Tuhan setelah dibaptis.


Yohanes 1:9-11; Lukas 3:21-22; Kisah Para Rasul 1:5; Kisah Para Rasul 8:38; Kisah Para Rasul 11:16; dan masih banyak lagi.

PEMBERKATAN NIKAH


Sungguh disayangkan jika pemberkatan nikah tidak dianggap sebagai sesuatu yang sakral di daalam hidup ini. Dunia yang tidak mengenal tuhan saja melakukan upacara yang dianggap sakral pada pesta pernikahan mereka. Apalagi kita yang dalam kitab wahyu dikatakan:


Wahyu 22:15
(17) Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!

Siapakah kita jemaat Kristus dihadapan Tuhan? Bukankah kita adalah Mempelai Perempuan Tuhan? 
Zaman akhir kini semakin banyak keluarga yang tidak perduli Tuhan dan akhirnya hancur karena tidak ada firman Tuhan yang mengikat mereka, hidup seenaknya saja, kalau tidak puas kemudian suami-istri mencari jalan masing-masing. 

YERUSALEM BARU adalah kota mempelai, Yesus sebagai Mempelai Pria Surga dan jemaat sebagai Mempelai Perempuan Tuhan.

Wahyu 21:2
(2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

Sehingga jika pada saat pemberkatan pernikahan tidak dihubungkan dengan Tuhan atau tidak dianggap sebagai Sakramen maka bisa dipastikan bahwa keluarga tersebut tidak merindu menjadi mempelai perempuan Tuhan atau mereka tidak tahu karena tidak ada yang memberitahu.

Sasaran Tuhan dalam memperbaiki kualitas hidup rohani jemaatnya adalah dimulai dari KELUARGA (Hidup Nikah)!!!

Coba bandingkan yang saya sampaikan dengan pemikiran Pdt.Budi Asali M.Div. Baca juga uraian tentang Pernikahan di halaman terakhir. Saudara yang memutuskan.

Matius 19:4-6
(4) Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?
(5) Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
(6) Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

Kejadian 1:26-28
(26) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
(27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
(28) Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Kejadian 2:18+21-22

(18) TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
(21) Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
(22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.


PEMBERKATAN ANAK



(13) Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
(14) Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.
(15) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."
(16) Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.
to be continued...

MENGHAKIMI

Stoning (menghukum orang lain dengan melempar batu)


Matius 7:1 Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.

Matius 7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.


Tapi zaman sekarang masih ada cara barbar dalam menghakimi orang bersalah.

Orang kristen disebut juga sidang jemaat, hal ini karena mereka yang datang beribadah akan mendengarkan firman Tuhan yang berfungsi untuk menyucikan mereka. Sebab: Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Timotius 3:16).

Proses penyucian terjadi pada saat firman diberitakan dan orang yang mendengarkan tegoran lewat firman tersebut mengaku kepada Tuhan akan dosa-dosanya dan bertobat.  
Dalam proses ini Tuhan lewat hambanya (gembala/pendeta) menyidang jemaat yang hadir, ketika dosa yang ada pada seseorang ditegor dan diakui, orang tersebut mengalami penyucian. Syaratnya: jangan mengulangi berbuat dosa lagi. Perumpamaan orang berdosa dan nasehat untuk tidak melakukan dosa lagi dapat dibaca injil Yohanes 8:1-11.

Itulah sebabnya mengapa kita tidak perlu menghakimi orang lain dan orang lain tidak perlu menghakimi kita, yaitu karena Tuhan-lah yang berhak menghakimi, mengapa? Karena penghakiman-Nya adalah adil.

Jadi bagaimana dengan nasib orang yang doyan membakar tempat ibadah orang lain atau membunuh orang dengan alasan agama?

Ternyata HUKUM TABUR-TUAI masih berlaku: 


Galatia 6:7  Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.


Artinya: orang yang suka membakar tempat ibadah orang lain maka dengan cara yang tidak kita ketahui tempat ibadah orang itu akan sama hancurnya dengan tempat ibadah yang dibakarnya, orang yang suka membunuh orang lain dengan alasan 'perintah Allah', maka matinya orang tersebut akan sama dengan nasib orang yang dibunuhnya itu.

Lantas bagaimana nasib orang kristen yang bertobat?

1 Korintus 3:16-17 

16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
17 Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.

Demikianlah dahsyatnya pembelaan Tuhan terhadap umat-Nya yang bertobat. Kita sedikitpun tidak sanggup membela Tuhan, tetapi Tuhan-lah yang membela kita.

Negara-negara yang masih memakai Hukum Stoning:

Afghanistan
Before the Taliban government, most areas of Afghanistan, aside from the capital, Kabul, were controlled locally by warlords or tribal leaders and the Afghan legal system depended highly on an individual community's local culture and the political and/or religious ideology of its leaders. Stoning also occurred in lawless areas, where vigilantes committed the act for political purposes. Once the Taliban took over, stoning became the official punishment for many crimes. The U.S.-led occupation ended stoning as an official court ruling, but it still occurs unofficially.[20][21] A Taliban-ordered public stoning of a couple accused of adultery took place in Kunduz on August 15, 2010.[22]


3.2 Afghanistan
3.3 Iraq
3.4 Iran
3.5 Mali
3.6 Nigeria
3.7 Saudi Arabia, Sudan
3.8 Somalia


References
http://en.wikipedia.org/wiki/Stoning#Afghanistan
http://www.telegraph.co.uk

Baca artikel ini

Jangan menghakimi!

TABERNAKEL

Keluaran 26:1-37 = Mengenai Kemah Suci
(Tabernakel)

Skema Tabernakel

Keluaran 25 - 40

Aplikasi dalam Perjanjian Baru



Kebenaran Firman Tuhan

Salib Kristus

IMAM

Imam = Kohen  = כומר

Artinya:     1. Seorang yang suci (selalu mau disucikan)
             2. Seorang yang mempunyai jabatan pelayanan
             3. Seorang yang beribadah dan melayani Tuhan

Ibrani 4:14-15
14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

Gambar diatas adalah visualisasi dari kitab Keluaran 28:1-43 dan mengenai tahbisannya pada kitab Keluaran 29:-37.

PERSEPULUHAN

Pesepuluhan = Tithes
Jika gaji/pendapatan kita sebulan Rp1.000.000,- maka persepuluhannya adalah Rp100.000,-.
Mungkin bagi sebagian orang masih gampang memberi seratus ribu rupiah sebagai persepuluhannya, tapi jika ia bergaji Rp20.000.000,- maka persepuluhannya menjadi Rp2.000.000,-. Orang mulai berpikir, jika yang dua juta itu dibuat untuk nyicil mobil atau rumah tentu asetku semakin banyak.

Godaan terus datang kepada orang yang taat sekalipun dan apalagi pada orang yang masih ragu-ragu. Apalagi jika persepuluhannya mencapai sepuluh juta bahkan lebih banyak lagi. 

Ada banyak ayat dalam Holy Bible yang memberi keterangan mengenai pesepuluhan. Ayatnya: Imamat 27:30-32, Bilangan 18:21-28, Ulangan 12:6-17, Ulangan 14:23-28, Ulangan 26:12, 2 Tawarikh 31:5-12, Nehemia 10:37-38, Nehemia 12:44, Nehemia 13:5-12, Amos 4:4, Maleakhi 3:8-10, Matius 23:23, Lukas 11:42, Ibrani 7:5-9.

Orang-orang yang membayar persepuluhan:


1. Abraham.
Kejadian 14:18-20 (18) Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi. (19) Lalu ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, (20) dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya.

2. Bangsa Israel (Israel Jasmani)
Imamat 27:30-32, Bilangan 18:21-28, Ulangan 12:6-17, Ulangan 14:23-28, Ulangan 26:12, 2 Tawarikh 31:5-12, Nehemia 10:37-38, Nehemia 12:44, Nehemia 13:5-12, Amos 4:4, Maleakhi 3:8-10, Matius 23:23, Lukas 11:42, Ibrani 7:5-9. 

3. Bangsa Israel Rohani
Orang-orang kristen (orang yang percaya)

Lihat, praktek pengembalian persepuluhan kepada Tuhan dilakukan lewat imam-imam.
Sebelum ada hukum Taurat di bumi, Abraham telah melakukan praktek persepuluhan dan ia memberikan sepersepuluh dari semuanya. Abraham memberikan persepulahannya kepada imam Allah Yang Maha Tinggi.
Pada saat zaman bangsa Israel mereka telah memiliki hukum, yaitu Taurat. Mereka memberikan persepuluhan kepada imam-iman yaitu dari suku Lewi sebagai yang menjadi milik pusaka suku Lewi (suku Lewi tidak mendapatkan harta jasmani seperti suku Israel lainnya_Bilangan 18:24).
Pada zaman sekarang ini (zaman Perjanjian Baru), adakah imam-imam ditengah kita, adakah lewi ditengah-tengah kita, yang kepada mereka dapat kita perbuat seperti yang diperbuat oleh Abraham dan bangsa Israel?

Jika imam-imam atau lewi itu ada maka persembahkanlah pesepuluhan kita kepada Tuhan! Saya melihat ada pendeta-pendeta/gembala- gembala dan pengerja/imam-imam yang istilah sekarangnya 'full timer', mereka inilah lewi-lewi atau imam-imam yang disebut pada zaman Abraham dan bangsa Israel.

Mereka yang full timer itu tidak lagi terlibat dalam urusan mencari nafkah seperti: sebagai pegawai negri/swasta, sebagai petani, sebagai pedagang, nelayan, dokter, guru dan lain-lain. Tetapi yang mereka kerjakan adalah memberitakan firman pengajaran, memastikan penyelenggaraan ibadah berjalan semestinya setiap hari dan mendoa syafaatkan seluruh jemaatnya.

Hidup mereka sepenuhnya bergantung pada Tuhan, tidak ada pekerjaan sampingan untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Sama seperti bintang yang tanpa gantungan, kecuali kepada Tuhan. Oleh sebab itu jemaatnya selayaknya memberikan persepuluhannya kepada Tuhan, karena para full timer tersebut (para imam/lewi) tidak mendapat bagian jasmani seperti para jemaatnya (ada yang guru, dokter, mentri, direktur, manager dll)


Para full timer itulah imam-imam/lewi-lewi pada zaman israel dulu.

Mengenai imam-imam/lewi-lewi dapat dibaca di...


TAKUT AKAN TUHAN

Hiduplah takut akan TUHAN (kesenangannya takut akan TUHAN). Musa menjadi contoh pada saat mereka menghadapi kedatangan TUHAN.
Keluaran 20:18-21 (18) Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Maka bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh. (19) Mereka berkata kepada Musa: "Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati." (20) Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: "Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa." (21) Adapun bangsa itu berdiri jauh-jauh, tetapi Musa pergi mendekati embun yang kelam di mana Allah ada.
Takut yang ada pada bangsa Israel adalah karena kehidupan mereka penuh dengan dosa, mereka sadar akan dosa mereka dan merasa tak pantas datang kepada Tuhan. Sedangkan takut akan Tuhan yang ada pada Musa adalah karena ia benar-benar mengasihi Allah, menghormati Allah dan taat pada Allah.

Masalah Pernikahan

KEHIDUPAN NIKAH

Maleakhi 2:16a  Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel.
Tanya-1
Bagaimana jika seorang suami/istri ingin cerai?


Jawab-1
(11) Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. (12) Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah." (Markus 10:11-12) 
Jadi sebenarnya tidak ada ijin untuk bercerai. Maukah kita hidup dalam zinah selama sisa hidup kita karena telah menceraikan istri/suami yang dulu kita telah mengikat janji dengannya? Tentu tidak!!!

Tanya-2
Bagaimana jika akhirnya jika suami/istri bercerai? Mungkin karena perkara sepele seperti: tidak ada kecocokan lagi, dll seperti yang diungkapkan banyak artis.
Ini artinya perceraian tersebut adalah keputusan mereka sendiri, bukan kehendak Tuhan.

Jawab-2a
(10) Kepada orang-orang yang telah kawin aku--tidak, bukan aku, tetapi Tuhan--perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya.(11) Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya. (1Korintus 7:10-11)
Tetap saja Tuhan tidak mengizinkan perceraian, namun jika keputusan manusia itu (suami/istri) sendiri mau cerai, Tuhan perintahkan:
1. Ia harus hidup tanpa suami/istri (hidup sendiri),atau
2. Ia harus berdamai dengan istri/suaminya (akur kembali).


Jawab-2b 
(18) Setiap orang yang menceraikan isterinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah." (Lukas 16:18)

Tanya-3
Bagaimana jika istri/suami kedapatan berzinah dengan diperkuat oleh 2,3 orang saksi?

Jawab-3
(9) Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah." (Matius 19:9). Ini berlaku sebaliknya.
Jangan sembarangan mengatakan istri/suami telah berbuat zinah, hanya untuk meloloskan keinginannya kawin lagi, Tuhan melihat perbuatan kita.

BONUS


(18) TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia (Adam) itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (21) Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. (22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan (Hawa), lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. (23) Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." (24) Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. (Kejadian 2;18, 21-24)

(6) Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." (Matius 19;6)

(2b) baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri.
3) Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya. (4) Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya. (1Korintus 7:2b-4)

(4) Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. (Ibrani 13:4)

Jadi, dalam iman yang benar tidak ada peluang untuk kawin dua, tiga atau lebih seperti yang diingin-inginkan banyak pezinah.

MEMPELAI TUHAN

Pernikahan adalah salah satu wadah dimana Tuhan mau berkarya untuk menyatakan kasih karunia-Nya bagi orang yang mengasihi-Nya (1Petrus 3:1-7)

Demikian juga yang tertulis dalam Kolose 3;18-19, bahwa Tuhan memberikan modal hubungan yang baik bagi sepasang suami istri.


Dari album Kidung Mempelai Internasional

Zaman Kasih Karunia

Hidup ini adalah karunia, menjalankannya harus seturut dengan kehendak Pemberi hidup.